Pages

Senin, 23 Juni 2014

Macam-Macam Imunisasi



TUGAS BIOLOGI
MACAM MACAM IMUNISASI

            1.   Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin)
   Ø  Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).
   Ø  BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena  keberhasilannya diragukan.
   Ø  Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL.
   Ø  Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.
   Ø  Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

2. Vaksin Hepatitis B
Ø  Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Ø  Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
Ø  Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan.
Ø  Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III.

3. Vaksin Polio
Ø  Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Ø  Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
Terdapat 2 macam vaksin polio:
  • IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan
  • OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Ø  Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Ø  Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Ø  Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun)


4. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Ø  Vaksin ini berguna untuk melindungi anak dari difteria (infeksi tenggorokan dn saluran pernafasan yang fatal serta berpotensi menyebabkan kematian), pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
Ø  Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Ø  Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Ø  Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.
Ø  Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang
Ø  Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun.
Ø  Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun).

5. Vaksin Campak
Ø  Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Ø  Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian.
Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

6. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Ø  Melindungi bayi dan balita dari penyakit Invasive Pneumococcal Disease (IPD) yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae yang menyebar melalui darah dan bersifat merusak (invasive). Jenis penyakit yang tergolong IPD adalah radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), dan infeksi darah (bakteremia).
Ø  Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).
Ø  Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin.

7. Vaksin Hibvaksin
Ø  Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Ø  Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan
Ø  Vaksin ini berguna untuk melindungi bayi dan balita dari serangan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis

8. MMR (Mumps, Measles, Rubella)
Ø  Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman.
Ø  Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9-12 bulan.
Ø  Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP).
Ø  Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD.

9. Tifoid
Melindungi batita dan anak-anak dari penyakit tifus

10. Influensa
Melindungi bayi dan anak-anak dari kemungkinan terkena flu berat (penyakit yang disebabkan oleh virus influensa)

11. Varicella
Ø  Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
Ø  Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.
Ø  Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi varisella.
Ø  Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin.
Ø  Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.
12. Hepatitis A
Melindungi batita dan anak-anak dari penyakit hepatitis A

13. HPV (Human Papilloma Virus)
Melindungi anak-anak dari virus Human Papiloma Virus (penyebab kanker serviks)

14. Vaksin DT
Ø  Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus.
Ø  Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.
Ø  Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT.
Ø  Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL.
Ø  Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi.
Ø  Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

15. Vaksin TT
Ø  Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.
Ø  Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.
Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL.
Ø  Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar